Labels

Wednesday, December 31, 2008

Bantulah saudara kita di Palestin!!!

"Kita menyeru umat Islam seluruh negara mengadakan dan solat hajat dan demonstrasi di semua masjid bagi menyatakan bantahan keras terhadap serangan ini."Umat Islam di Malaysia mesti menegaskan pendirian terhadap negara pengganas Israel yang didalangi Amerika Syarikat. Untuk itu umat Islam mesti memperharui serta mempertajam kempen boikot terhadap produk Amerika da Israel."

Monday, December 29, 2008

Apakah Benar Engkau Pejuang??...

Tetapi tidak mahu menerima ujian

Tetapi rosak oleh pujian

Tetapi tidak sepenuhnya menerima pimpinan

Tetapi tidak begitu setiakawan

Tetapi tidak sanggup berkorban

Tapi ingin jadi pimpinan

Tetapi amat susah menerima pandangan

Menjadi pengikut agak segan

Tetapi tolak ansur tidak engkau amalkan

Tapi tidak sanggup menerima cabaran

Tetapi kesihatan dan kerehatan

Tidak sanggup engkau korbankan

Tetapi tidak mahu menerima ujian

Masa tidak sanggup engkau luangkan

Diri tidak engkau tingkatkan

Disiplin diri engkau abaikan

Janji kurang engkau tunaikan

Kasih sayang engkau cuaikan

Tetamu engkau abaikan

Ilmu berjuang engkau abaikan

Kekasaran dan kekerasan engkau amalkan

Pandangan engkau tidak selaraskan

Iman dan taqwa engkau lupakan

Yang sebenarnya apa yang hendak engkau perjuangkan????....

Merindukan Syahid

“Demi Dzat yang menguasai jiwa Muhammad!

Sungguh, aku senang berjuang di jalan ALLAH, lalu terbunuh,

kemudian berperang lagi lalu terbunuh,

kemudian berperang lagi lalu terbunuh.”

(Sabda Rasulullah SAW, diriwayatkan oleh Imam Muslim)


“Apa maksudnya mengutarakan tentang syahid pada saat-saat sekarang ini?” mungkin ada yang akan bergumam begitu apabila kata syahid diucapkan. Jika benar, maka beerti benarlah betapa syahid itu terasa amat jauhnya dari kita, begitu aneh dan asing dalam fikiran kita. Betapa roh jihad dan syahid sudah hilang dari sebahagian kita. Sementara ALLAH justru telah berfirman: “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.” (Surah at-Taubah 9: 111)


PERNIAGAAN TERBAIK: MENJUAL DIRI KEPADA ALLAH



ALLAH SWT telah berfirman dalam surah as-Shaff, ayat 10 dan 11: “Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya”.


Melalui sebuah hadith qudsi yang diriwayatkan Imam Ahmad, Abu Dawud, Hakim, Baihaqi dan Ibnu Jarir, ALLAH menyampaikan ucapan dari para syuhada: “Siapakah yang dapat menyampaikan keadaan kita ini kepada saudara-saudara kita, bahawa kita semuanya ini hidup di dalam syurga, tetap mendapat rezeki, supaya mereka jangan sampai lemah semangat bahkan mempunyai kemahuan dan keinginan untuk berperang sabil, dan jangan sampai jadi pengecut dalam peperangan.”

“Tidak ada seseorang yang masuk syurga ingin kembali ke dunia, walaupun mempunyai kekayaan yang besar di dunia, kecuali orang yang mati syahid, di mana ia ingin bias kembali ke dunia kemudian terbunuh (dalam jihad) sebanyak sepuluh kali, kerana ia melihat kelebihan orang yang berjihad.” (Riwayat Bukhari & Muslim)


Rasulullah SAW sangat mendorong umatnya untuk selalu mengejar jihad dan syahid, kerana kemuliaan dan tingginya pahala di sisi ALLAH. Pahala jihad itu, tak akan sanggup dicapai manusia dengan amalan-amalan lain. Diriwayatkan oleh Imam Muslim sebuah hadith tentang keutamaan syahid: “Semua yang mati syahid itu diampuni kecuali hutangnya.”


Diungkapkan oleh Imam Ibnu Taimiyah: “Perang ini adalah sebahagian nikmat besar yang dikurniakan ALLAH Ta’ala kepada manusia. Namun kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.”

Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, tentang seorang sahabat Rasulullah yang menemukan sebuah lembah yang indah, di mana terdapat mata air yang segar, sehingga ia merasa terpesona dan berbisik, “Sungguh saya ingin menyendiri dari manusia di lembah ini untuk beribadah.” Kemudian sahabat tersebut mengutarakan keinginannya itu kepada Rasulullah. Rasulullah melarangnya melakukan niatnya itu dan bersabda, “Jangan kamu lakukan itu. Sesungguhnya keikutsertaan seorang dalam berjuang di jalan ALLAH lebih utama daripada solat tujuh puluh tahun di rumahnya. Apakah kalian tidak senang apabila ALLAH mengampuni dosa kalian dan memasukkan ke dalam syurga-Nya? Berperanglah di jalan ALLAH. Barangsiapa berperang di jalan ALLAH selama orang memerah susu unta maka ia berhak masuk syurga.”


Jika kita pernah mendengar tentang kenikmatan seorang abid dalam solatnya, sehingga ia tak merasakan apapun, kecuali kenikmatan bertemu dengan Rabbnya, suatu kejadian yang tak dapat diungkapkan, begitu pula bagi seorang syahid, kenikmata menjemput syurga telah menghilangkan segala sakit dan pedih, yang terasa hanyalah panggilan ALLAH yang begitu dekatnya, seperti sabda Rasulullah SAW: “Tiada dirasakan oleh seorang yang mati syahid sewaktu terbunuh, kecuali seperti salah seorang di antara kalian itu dicubit.” (Riwayat Tirmidzi)


PANGGILAN SYURGA MELALUI SYAHID



“Sesungguhnya pintu-pintu syurga itu berada di bawah naungan pedang.” (Riwayat Bukhari & Muslim)

Ucapan Rasulullah di atas selalu diingat baik-baik oleh para sahabat. Saat Abu Musa al-Anshari mengucapkan ucapan itu saat pasukan muslimin dan musuhnya berhadapan, bangkitlah seseorang yang berpakaian kusut dan bertanya, “Wahai Abu Musa, benarkah kamu mendengar Rasulullah SAW bersabda seperti itu?” Abu Musa menjawab, “Benar.” Orang itu segera kembali kepada teman-temannya dan berkata, “Saya ucapkan selamat kepada kalian.” Kemudian ia memecahkan sarung pedangnya dan membuangnya kemudian berangkat dengan pedang yang terhunus menuju tempat lawan dan berperanglah ia sampai terbunuh.


Dalam situasi perang Badar, tatkala kaum musyrikin telah semakin dekat, berseru Rasulullah kepada sahabat-sahabat yang menyertai, “Berangkatlah kalian menuju ke syurga yang luasnya seluas langit dan bumi!” “

“Wahai Rasulullah, syurga yang seluas langit dan bumi?” “Ya,” jawab Rasulullah. Maka sahabat tersebut, Umair bin Humam namanya, mengeluarkan kurma-kurma dari wadah, memakannya, lalu berucap: “Seandainya aku hidup sampai habis memakan kurma-kurma ini, sungguh itu merupakan hidup yang lama.”

Kemudian ia melemparkan kurma-kurma yang masih ada, lalu menyerbu musuh. Ia bertempur, sampai terbunuh. Ia memenuhi ajakan Rasulullah untuk menjemput syurga.

Tatkala perang selesai, dilaporkan pula kepada Rasulullah tentang terbunuhnya seseorang yang baru saja masuk Islam sebelum berangkat perang, berkata Rasulullah, “Dia beramal sedikit tetapi dikurniakan pahala yang berlipat.”


BERNIAT SYAHID DAN MENYIAPKAN BEKAL



Rasulullah SAW telah bersabda: “Barang siapa mati tanpa pernah berperang dan tidak pernah terlintas dalam hatinya untuk berperang, maka dia mati dalam salah satu cabang kemunafikan.” (Riwayat Muslim)

Sebaliknya, seseorang beriman hendaklah selalu menginginkan mati syahid, selalu mengikrarkan dan mempersiapkan diri untuk berjihad, hingga menemui kematian, sehingga seperti sabda Rasulullah: “Barangsiapa yang benar-benar minta kepada ALLAH Ta’ala untuk mati syahid, maka ALLAH akan menyampaikannya ke tingkatan orang-orang yang mati syahid, walaupun dia meninggal di atas tempat tidurnya.” (Riwayat Muslim)


Rasulullah sendiri telah mencontohkan untuk selalu meniatkan di dalam hati untuk berjuang di jalan ALLAH, dan menanamkan keinginan untuk syahid. Diriwayatkan oleh Imam Muslim, bahawa Rasulullah SAW telah menegaskan:

“Demi Dzat yang menguasai jiwa Muhammad! Sungguh, aku senang berjuang di jalan ALLAH, lalu terbunuh, kemudian berperang lagi lalu terbunuh, kemudian berperang lagi lalu terbunuh.”

Seterusnya, sekadar niat tentu tidak cukup, kalau tidak diiringi kesiapan untuk itu. Sungguh aneh bukan, jika seseorang berniat untuk mengharungi lautan, jika tidak mempersiapkan kapal dan bahan makanan, serta mempelajari bagaimana caranya berenang? ALLAH SWT berfirman dalam Surah al-Anfaal 8: 60: “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).”


Rasulullah SAW berkhutbah di atas mimbar: Bersiaplah menghadapi musuh kalian dengan kekuatan apa saja semampu kalian! Ingat, kekuatan adalah memanah! Ingat, kekuatan adalah memanah! Ingat, kekuatan adalah memanah! (Riwayat Muslim)


Bahkan di dalam suasana aman dan lapang pun, seorang Muslim harus menyiapkan dirinya. Ini diutarakan dalam sebuah hadith: “Nanti akan terbuka beberapa negeri, dan ALLAH akan mencukupi kamu sekalian, maka janganlah salah seorang di antara kalian merasa malas untuk memainkan panahnya.” (Riwayat Muslim)

Tentu saja bentuk kesiapan secara fisik harus disesuaikan dengan zamannya. Mempersiapkan diri serta menyediakan bekal untuk berjihad sendiri sudah merupakan perwujudan keinginan untuk berjihad. Sehingga disampaikan dalam sebuah hadith: “Barangsiapa mempersiapkan diri berperang di jalan ALLAH, maka benar-benar ia telah berperang” (Riwayat Bukhari dan Muslim)


“Barangsiapa memelihara kuda (untuk berperang) di jalan ALLAH, maka sesungguhnya makanan yang mengenyangkan kudanya itu, minuman yang menghilangkan dahaganya, kotoran dan kencingnya adalah dalam timbangan amal orang itu, kelak pada hari kiamat.” (Riwayat Bukhari)


MENGAPA MASIH ENGGAN DAN TAKUT?


Hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya apabila dikatakan kepada kamu: "Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah" kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit. Jika kamu tidak berangkat untuk berperang, niscaya Allah menyiksa kamu dengan siksa yang pedih dan digantinya (kamu) dengan kaum yang lain, dan kamu tidak akan dapat memberi kemudaratan kepada-Nya sedikit pun. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Surah at-Taubah 9: 38 – 39)


Jihad merupakan salah satu dari tiang-tiang menyangga syiar Islam. Iman dan jihad, keduanya akan membawa kepada apa yang dinyatakan ALLAH sebagai “kemenangan yang besar”, iaitu ampunan ALLAH dan jannah. Jika panggilan tiba, maka seorang Mukmin harus selalu siap, seperti firmannya dalam Surah at-Taubah 9: 41, 44 dan 45:

“Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan atau pun merasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui…”

“Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, tidak akan meminta izin kepadamu untuk (tidak ikut) berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang bertakwa…

Sesungguhnya yang akan meminta izin kepadamu, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan hati mereka ragu-ragu, karena itu mereka selalu bimbang dalam keragu-raguannya.”


Akhirul kalam, masihkah kita merasa enggan, atau takut atau berkira-kira bahkan untuk sekadar bercita-cita untuk berjihad dan menuju syahid?

Sunday, December 28, 2008

Muqaddimah tahun baru 1430H....

Assalamualaikum… salam maal Hijrah 1430.

Untuk pertama-tamanya, psskb mengucapkan selamat menyambut tahun baru kepada semua umat Islam yang bertebaran di muka bumi ini khasnya para mujahideen yang berusaha menggerakkan dakwah di medan perjuangan ini. Walaupun pada kebiasaannya sambutan tahun baru hijrah ini tidaklah semeriah menyambut tahun baru masihi, namun kita perlu ingat dan sedar bahawa tarikh ini membawa seribu makna kepada kita.

Bercerita tentang awal Muharram, ia pasti mengingatkan kita mengenai sirah Rasulullah yang berhijrah dari Kota Mekah ke Kota Madinah dengan membawa misi penting iaitu Islam. Maka, berlakulah peristiwa bersejarah apabila Baginda mempersaudarakan kaum Muhajjirin (penduduk Mekah yang berhijrah) dan kaum Ansar (penduduk Madinah yang membantu kaum Muhajjirin) demi kepentingan Islam itu sendiri. Dengan terjalinnya persaudaraan ini, umat Islam menjadi semakin ramai dan kuat bukan sekadar fizikalnya tetapi aqidahnya dan ini menjadi asas permulaan kepada pembentukan masyarakat baru.

Diharapkan dengan terbukanya lembaran kalendar tahun baru 1430H ini dapat menanamkan azam dan semangat baru untuk kita meneruskan perjuangan menegakkan syiar Islam ini. Sirah Nabi 1430 tahun dahulu menjadi panduan untuk kita dalam membawa misi penting ini. Perancangan yang baik dengan bertunjangkan kebergantungan kepada Allah semata pasti memberikan hasil yang baik jika ianya benar-benar dipatuhi.

Buat adik-adik KRU dan sahabat-sahabat PSS, perhalusilah dengan baik perancangan gerak kerja yang kita usahakan dengan sedaya upaya agar mencapai matlamat yang kita inginkan. Janganlah berputus asa dan berlemah semangat dengan dugaan dan musibah yang menimpa kerana ia merupakan perkara yang wajib dilalui oleh seorang yang bergelar pendakwah.

Sempena tahun baru ini, marilah kita sematkan azam baru dalam diri untuk menjadikan tahun baru 1430H ini lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Semoga itiqamah dalam perjuangan!